Beranda | Artikel
Zikir dan Tafakur: Lakukan maka Kau Makin Cinta - Syaikh Khalid Ismail #NasehatUlama
Sabtu, 6 Agustus 2022

Zikir & Tafakur: Lakukan maka Kau Makin Cinta – Syaikh Khalid Ismail #NasehatUlama

“(Yaitu) orang-orang yang berzikir mengingat Allah ketika berdiri, duduk, atau berbaring, …” (QS. Ali Imran: 191)

Dalam semua keadaan mereka, karena hati mereka terpaut dengan Allah, ada cinta pada Allah di dalamnya. Barang siapa yang mencintai sesuatu, dia akan sering menyebut-nyebutnya, meskipun cintanya itu hanya sedikit. Semakin sering kau menyebut-nyebut sesuatu, maka hatimu akan terpaut dengannya dan semakin mencintainya. Allah berfirman, “… mereka memikirkan …” Perhatikan! Mereka berzikir dan bertafakur (berpikir dan merenungkannya).

Mereka menggabungkan antara Zikir dan Tafakur (berpikir dan merenungkannya). Inilah zikir yang bermanfaat, yaitu Zikir yang dilandasi dengan Tafakur terhadap keagungan Allah. “… mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi…” Apa hasilnya? Hati mereka mendahului lisan mereka dalam berdoa: “… Wahai Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, … … Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 191) Disebutkan juga dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas—semoga Allah meridai keduanya— Beliau berkata, “Aku bermalam di rumah bibiku, yaitu Maimunah, …”

Ibnu Abbas—semoga Allah meridai keduanya—ingin mengetahui bagaimana Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam melewati malamnya. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bangun, kemudian keluar rumah dan mengangkat kepalanya ke langit untuk bertafakur. Lalu beliau masuk, bersiwak, berwudu, dan salat dua rakaat. Lalu beliau berbaring, sesaat kemudian bangun dan keluar lagi untuk melihat langit lalu masuk rumah, bersiwak, wudu, dan melakukan salat dua rakaat, … begitu seterusnya.” Renungkan, bagaimana Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menggabungkan antara ibadah dan tafakur. Artinya, bukan sekedar sekali saja mengarahkan pandangan ke langit. Hanya memandang langit sekali, lalu salat semampunya, hingga Subuh tiba, tidak!

Setiap kali beliau salat, keluar untuk memandang langit beberapa saat, lalu kembali, demikian terus. Kita sekarang, mungkin tidak bisa bertafakur dengan memandang langit, karena kita hidup di bawah atap rumah-rumah kita. Kita tidak keluar rumah dan salat di luar, kemudian melihat langit seperti ini, langsung beratapkan langit, tapi kau cobalah! Demi Allah, kau akan dapati salat yang berbeda dengan salat-salat yang kau lakukan sebelumnya.

Bertafakurlah tentang makhluk-makhluk Allah, dan janganlah kau berpaling dari memikirkan semesta ini! “… mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, …” Demikianlah keadaan Nabi kita ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Dahulu, sebelum beliau diutus menjadi Nabi, beliau terbiasa menyendiri saat bulan Ramadan, dalam waktu yang lama di gua Hira’ untuk bertafakur, berzikir mengingat Allah dan keagungan-Nya.

====================================================================================================

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ

فِي كُلِّ أَحْوَالِهِمْ لِأَنَّ قُلُوبَهُمْ مُتَعَلِّقَةٌ بِاللهِ

فِيهَا مَحَبَّةٌ لِلهِ

وَمَنْ أَحَبَّ شَيْئًا أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِهِ

وَحَتَّى لَوْ ضَعُفَتِ الْمَحَبَّةُ

كُلَّمَا أَكَثَرْتَ مِنْ ذِكْرِ شَيْءٍ

تَعَلَّقَ الْقَلْبُ بِهِ وَأَحَبَّهُ

قَالَ: وَيَتَفَكَّرُونَ

اُنْظُرْ يَذْكُرُونَ وَيَتَفَكَّرُونَ

جَمَعُوا بَيْنَ ذِكْرِ اللهِ وَالتَّفَكُّرِ

وَهَذَا هُوَ الذِّكْرُ النَّافِعُ

ذِكْرٌ مَبْنِيٌّ عَلَى تَفَكُّرٍ فِي عَظَمَةِ اللهِ

وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ

فَالنَّتِيجَةُ مَاذَا؟

تَنْطِقُ قُلُوبُهُمْ قَبْلَ أَلْسَنَتِهِمْ بِهَذَا الدُّعَاءِ

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا

سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

وَأَيْضًا جَاءَ فِي الْحَدِيثِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا

قَالَ: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ

يُرِيدُ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنْ يَطَّلِعَ

عَلَى حَالِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلِهِ

قَالَ: فَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَخَرَجَ مِنْ مَنْزِلِهِ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ يُفَكِّرُ

ثُمَّ دَخَلَ فَتَسَوَّكَ وَتَوَضَّأَ وَكَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ

ثُمَّ اضْطَجَعَ ثُمَّ قَامَ فَخَرَجَ فَنَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ فَدَخَلَ بَيْتَهُ

فَتَسَوَّكَ تَوَضَّأَ ثُمَّ…. صَلَّى رَكَعَتَيْنِ وَهَكَذَا

تَأَمَّلْ كَيْفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْزُجُ بَيْنَ الْعِبَادَةِ وَالتَّفَكُّرِ

يَعْنِي مَا تَكْفِي بِنَظَرَةٍ أُوْلَى لِلسَّمَاءِ

فَنَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ وَصَلَّى مَا كُتِبَ لَهُ إِلَى الْفَجْرِ لَا

كُلَّمَا قَامَ يَخْرُجُ يَنْظُرُ إِلَى السَّمَاءِ نَظَرَاتٍ وَيَرْجِعُ وَهَكَذَا

نَحْنُ الْيَوْمَ مُمْكِنٌ حُرِّمْنَا مِنَ التَّفَكُّرِ فِي السَّمَاءِ

لِأَنَّنَا نَعِيشُ تَحْتَ سُقُوفِ بُيُوتِنَا

مَا نَخْرُجُ نُصَلِّي فِي الْهَوَاءِ يَطَّلِعُ هَكَذَا

تَحْتَ سَقْفِ السَّمَاءِ وَاللهِ جَرِّبْ سَتَجِدُ

صَلَاةً تَخْتَلِفُ عَنِ الصَّلَاةِ الَّتِي تُصَلِّيهَا مِنْ قَبْلُ

فَكِّرْ فِي مَخْلُوقَاتِ اللهِ لَا تَنْقَطِعْ عَنْ هَذَا الْكَوْنِ

وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ

هَكَذَا كَانَ حَالُ نَبِيِّنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَبْلَ أَنْ يُبْعَثَ كَانَ يَخْلُو بِنَفْسِهِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ

أَوْقَاتٍ طَوِيلَةً فِي غَارِ حِرَاءٍ يَتَفَكَّرُ

يَذْكُرُ عَظَمَةَ اللهِ يَذْكُرُ اللهَ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/zikir-tafakur-lakukan-maka-kau-makin-cinta-syaikh-khalid-ismail-nasehatulama/